Kejahatan Bocornya Data Pribadi Marak Terjadi, Ini 5 Cara Untuk Mitigasinya

Kejahatan Bocornya Data Pribadi Marak Terjadi, Ini 5 Cara Untuk Mitigasinya

Smallest Font
Largest Font

Tanoniha.comKebocoran data pribadi menjadi salah satu resiko yang hadir saat pesatnya teknologi dan media sosial. Hal itu tentunya sangat merugikan karena dapat berakibat buruk. Kejahatan kebocoran data masih sering terjadi dengan berbagai macam cara, salah satunya scamming. Kekhawatiran seperti penyalahgunaan data serta jual-beli data menjadi penyebab utama dari kerugian karena bocornya data pribadi. Kasus tersebut membuat pengguna internet merasa khawatir.

Sejak tahun 2019 sampai 2023, Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kominfo) sudah menemukan 98 kasus dugaan pelanggaran perlindungan data pribadi. Bukan hanya soal kebocoran data pribadi, namun termasuk juga pelanggaran data pribadi lainnya. Dari jumlah Penyelenggara Sistem Elektronik yang ditangani, sebanyak 65 PSE Privat dan 33 PSE Publik.

Sejak tahun 2019 s.d. 2023, Kementerian Kominfo telah menemukan 98 kasus dugaan pelanggaran pelindungan data pribadi. Ini bukan saja terkait kebocoran data pribadi tapi termasuk pelanggaran pelindungan data pribadi lainnya. Berdasarkan jumlah Penyelenggara Sistem Elektronik yang ditangani sebanyak 65 PSE Privat dan 33 PSE Publik. Bahkan dari data perusahaan keamanan siber Surfshark, Indonesia menempati posisi ke-3 negara dengan jumlah kebocoran data terbanyak di dunia pada tahun 2022.

Indonesia sudah menetapkan Undang-Undang Perlindungan Data Pribadi (UU PDP) pada September 2022 secara hukumnya. Meski begitu sebagai mitigasinya kita juga perlu mengetahui cara menjaga data pribadi agar bisa tetap aman. Berikut cara yang bisa kalian lakukan:

  1. Gunakan Kata Sandi Berbeda Setiap Akun

Ahli Digital Forensik Indonesia, Ruby Alamsyah kepada CNBC menilai pentingnya perlindungan terhadap data pribadi agar mencegah kebocoran data pribadi terjadi. Menurutnya saat terjadi kebocoran mau tidak mau harus dari pihak platform yang mengamankan dan bertanggung jawab.

Oleh karena itu, Ruby meminta para pengguna platform media sosial disarankan untuk menggunakan password berbeda dalam setiap akun yang dimiliki. Ruby juga menyarankan agar penguna media sosial tidak memakai user name dan password yang sama di setiap aplikasi.

  1. Ganti Kata Sandi Secara Berkala dan Perbarui Perangkat

Ruby juga menyarankan untuk pengguna mengubah kata sandi secara berkala dan hindari untuk memberitahukannya kepada siapapun. Berbagai layanan umum ditemui mensyaratkan data pribadi untuk menggunakannya. Sehingga agar mengatasi kebocoran data pribadi, sepatutnya tidak dibagikan sembarangan begitu saja. Sebelum memberikannya, pastikan instansi yang menerimanya mempunyai jaminan penuh atas keamannya.

Tak kalah penting juga jangan lupa selalu memperbarui perangkat seluler. Hal itu karena kerentanan perangkat lunak memungkinkan malware menginfeksi perangkat. Cara kerjanya malware mencuri data dan kredensial login ke akun online. Sehingga lakukan monitoring selalu dan enskripsi data apapun yang pengguna simpan di hard drive.

  1. Hati-hati Gunakan WiFi

WiFi adalah jenis koneksi internet yang sifatnya shared connection. Sehingga jaringan itu memungkinkan digunakan oleh banyak pengguna secara bersamaan. Kondisi tersebut membuat WiFi memiliki risiko tingkat keamanan yang rendah sehingga data pribadi rentan untuk dicuri. Oleh karena itu sebaiknya aktivitas seperti berbelanja daring dan juga menggunakan layanan perbankan tidak menggunakan WiFi.

  1. Kenali Apa yang Dimaksud Data Pribadi

Percaya atau tidak, sebagian besar perusahaan tidak mengetahui letak data sensitive mereka berada atau apakah mereka mempunyai data sensitive sama sekali. Data yang beresiko serta sensitif tidak hanya ada di email, aplikasi bisnis, dan dokumen. Melainkan juga terletak di file multimedia seperti audio, gambar, dan video. Oleh karena itu, pastikan untuk senantiasa kenali data pribadi sedini mungkin.

  1. Pindahkan Dokumen dengan Aman

Dalam menjaga dokumen kalian tetap aman serta tidak jatuh ke tangan yang slaah, buatlah folder dalam komputer atau mengunggahnya ke cloud yang terlindungi kata sandi. Alternatif lebih amannya lagi adalah menyimpan dokumen di aplikasi pengelola kata sandi. Pengelola password modern dapat menyimpan lebih dari sekedar kata sandia tau data perbankan. Namun juga meliputi catatan medis, alamat telepon, sampai dokumen soal pekerjaan dan bisnis.

Editors Team
Daisy Floren

What's Your Reaction?

  • Like
    0
    Like
  • Dislike
    0
    Dislike
  • Funny
    0
    Funny
  • Angry
    0
    Angry
  • Sad
    0
    Sad
  • Wow
    0
    Wow

Konten Terkait